Yak, sesuai judulnya, beberapa minggu kemarin saya melakukan salah satu
tindakan random, jadi gini ceritanya…. Bangun tidur jam 9, mbales chat di hape dan
melakukan aktifitas mandi (ndak perlu tak ceritain proses mandinya to?) setelah
membalas chat tadi, sudah kelar semuanya tiba tiba kok datang chat lagi dari
mas bro Novi yg pengen melakukan perjalanan motoran , ngajakin ke pegunungan di
wilayah Kabupaten Batang tapi yang belom pernah dijelajahi. Njuk bingung mau ke
mana, akhirnya tertujuan tempat yang belum pernah saya datengin. Desa Cablikan.
Ya, minggu ini kita selo. Perjalanan dilakukan dari rumah menuju tempat
tersebut selama 1,5 jam perjalanan menggunakan motor. Sampai tempat tujuan
langsung kena udara adem, dingin sejuk pegunungan. Tetapi kok rasanya ada yang
kurang dari perjalanan tersebut, nanggung, pengen ke tempat yang lebih dingin
lagi. DESA MOJOTENGAH!
Sebelum sampai di desa Mojotengah di kasih terhampar pemandangan
tanaman teh. Yah, mata segeran lah setelah sekian lama cuman liatin layar
monitor buat kerja. Berhenti sebentar di pinggir jalan, foto foto sak udutan
sambil menghirup udara dingin yang kebetulan waktu itu kabutnya turun jadi
hawanya adam.. brrrrr..
Lah, emang ada apa disana? Saya siy gak ngerti, lha wong
baru kali ini menginjakkan kaki di desa tersebut. Denger namanya aja belum
pernah. Ternyata, di Mojotengah tu adalah Desa Penghasil Teh Lestari Berstandar
Nasional Pertama di Indonesia. Keren kan? Penduduk desa tersebut mengandalkan
perkebunan teh rakyat.
Hasil dari teh
tersebut dibeli oleh PT Pagilaran pada hari senin-sabtu. Sedangkan hari minggu,
hasil petikan penduduk desa dibeli oleh pabrik minuman teh kemasan dari kota
Pekalongan. Begitu kata pak RW yang sempet ngobrol ngalor-ngidul ngetan-ngulon
dengan kami.
Suasana penimbangan
teh oleh penduduk desa Mojotengah.
Emak-emak
tangguh lagi ngangkatin hasil petikan teh.
Nyawang orang-orang
nimbang teh.
Setelah puas ngademin otak, perjalanan pulang pun menanti
kita. Tapi cuaca ternyata kurang bersahabat. Maklumlah pegunungan, cuaca gak
bisa ditebak. Gerimis mengundang
mengguyur kita. Mau gak mau berteduh dulu disebuah warung sambil mengisi tangki perut. Maklum seharian belum
terisi apa-apa selain mie ayam yang ditraktir bang Tohin siang tadi. :D
Warung yang terletak di Desa Adinusa Reban samping lapangan
lapangan menjadi tujuan pelampiasan pengisi
perut. Lumayan lengkap menunya dan yang pasti cantik pelayannya enak enak makanannya. Total kehancuran
dompet seporsi nasi rames + gorengan + teh panas + kerupuk sebesar 11K IDR.
Setelah perut lumayan kenyang, perjalanan pulang dilanjutkan.
perjalanan cukup menantang, jalanan basah karena memang habis hujan, turun
kabut, dan yang pasti, jalanan rusak adalah menu wajib. Untungnya kiri kanan
jalan sangat indah. Jadi agak terobati kepenatan yang ada.
Perjalanan cukup menantang, karena selain jalan licin, waktu
itu jalanan sepi sekali dan samping kanan kiri adalah pohon pohon tinggi.
Serem! Bukan takut sama demit, tapi takut sama garong dan takut ban bocor.
Bayangkan! Ban bocor atau di garong di tengah jalan yang sepi. Pokoknya
perjalanan itu saya ikhlas lilahi taala pokoknya.
Nyempetin poto
ditengah perjalanan.
Akhirnya! Pukul 17:30 WIB Sampai juga perjalanan selo ini ke
tempat yang terakhir yaitu rumah. Oia,
sebelum sampe rumah, tadi kita sempet mampir lagi disebuah warung kecil untuk
rehat. Sambil ngobrol, pesenlah kopi pait satu dan beli rokok satu batang. Total
kerusakan satu gelas kopi dan sebatang rokok Surya eceran 4K IDR.
Sekian cerita keseloan saya. Next time kalau ada waktu dan
selo lagi mungkin bakal ceritakan pengalaman ke tempat yang mbuh di mana. *sun
kening*
Damage Cost:
- Nasi Rames tambah gorengan + Teh Panas + Krupuk: 11 Ribu.
- Kopi pait + rokok eceran Surya: 4 Ribu.
Total: 15 ribu.
No comments:
Post a Comment