Bendungan Kedung Asem adalah bendungan yang membendung Kali
(sungai) Kuto yang merupakan sungai terbesar dan sungai utama di Kecamatan
Gringsing. Bendungan ini disahkan oleh Menteri Dalam Negeri kala itu Bp. Rudini
pada akhir dekade 80. Bendungan Kedung Asem didirikan untuk mengatur irigasi
pertanian di daerah Kecamatan Gringsing bagian bawah yang meliputi desa
Mentosari, Gringsing, Kebondalem, Lebo, Krengseng, Sidorejo, Yosorejo dan
sebagian kecil daerah Kecamatan Weleri bagian barat. Bendungan ini memiliki
turbin sebagai pembangkit listrik, akan tetapi kini turbin itu telah rusak dan
belum diperbaiki kembali.
Bendungan Kedung Asem memiliki panorama yang menyejukkan hal ini
dikarenakan kerimbunan hutan jati Alas Roban dan terjaganya sungai. Disisi
timur bendungan Kedung Asem terdapat bukit batu yang telah lama dikenal masyarakat
beberapa legenda seperti legenda berdirinya Kecamatan Weleri, bukit itu bernama Cokro Kembang.
nyawang kalen
Bendungan Kedung Asem mengaliri 2 anak sungai untuk keperluan
irigasi yaitu sungaiJenes dan sungai Kemit. Kedua anak sungai ini secara rutin mengalami
perbaikan setiap tahun yaitu diawal musim kemarau ataupun menjelang akhir musim
hujan disaat curah hujan rendah. Seperti yang terjadi pada bulan Mei 2012, dam
yang mengairi sungai Jenes ditutup beberapa hari untuk pembersihan dan
perbaikan. Penutupan dam ini disambut anak-anak dengan ramai-ramai mencari ikan
di sepanjang aliran sungai Jenes.
Masyarakat banyak
melakukan aktifitas disekitar bendungan ini. Beberapa orang penambang pasir
melakukan aktivitas di bagian atas sungai ini. Daerah ini merupakan tempat
favorit untuk memancing dan mencari ikan. Pada tanggal 19 Mei 2012, seorang
pemancing ikan berhasil menangkap seekor ikan catfish ukuran
besar dengan berat lebih dari 7 kg.
Tempat ini memiliki keindahan tersendiri. Air, Hutan, Bukit, dan
Pohon disekitar tempat ini . Di atas bendungan juga melintang sebuah jembatan yang
menghubungkan antara desa mentosari dan dukuh bojengan
Nah, karena keindahan alam yang ada, tidak heran kalau bendungan
kedung asem sering dijadikan tempat rekreasi alternative. Dan sekarang,
pemerintah daerah desa mentosari seakan telah bersiap menyambut para pengunjung
dengan membangun fasilitas seperti gazebo, dan tempat parkir. Sedangkan untuk
memasuki area bendungan kedung asem, pengunjung dikenakan tarif sebesar
Rp.3000,-
Sedikit
saran buat yang mau kesana, alangkah lebih enak kalau membawa minuman atau
makanan kecil dari rumah, karena disana masih sedikit penjual makanan atau
minuman yang ada. Seperti beberapa waktu lalu ketika saya berkunjung kesana,
karena masih agak pagi, belum ada penjual yang buka.
anak lanang meh nggawe bumbu rujakan
Yups,
sekian aja cerita kali ini. Kalo ada yang kurang berkenan, mohon kripik dan
nangkanya.
Thanks
buat yng udah nyempetin mampir dan ngliat tulisan saya J
Dari
kiri: Ane, Dhani Kurniawan, Adhi Ibnu Fariz, Yayad
No comments:
Post a Comment