Piknik biasanya identik dengan perjalanan
yang menghabiskan banyak uang. Entah buat perjalanan, makan atau jajan (yang
pasti bukan jajan yg itu lho) *kedip-kedip mata*.atas dasar itulah tiap lihat
poto orang piknik, pasti yg terlintas di benak kita ya hura-hura alias ngabisin
duit. Alhasil, bukannya habis pulang dari piknik otak makin fresh, yang ada
malah stress karena mikirin dompet yg kosong mlompomg. Nah, untuk menepis
anggapan itu, cah SELO kemarin tanpa
sengaja melakukan perjalanan ke barat mencari kitab suci jalan kaki dari
Pranten Bawang sampai Dieng. Perjalanan yang tanpa direncana sama sekali
berawal ketika pagi hari yang cerah, dan diiringi sepoi-sepoi angin serta
kicauan burung-burung yang menemani perjalanan pulang dari tempat kerja, dan terlintas
pemandangan gunung prahu. Langsung aja terlintas pingin mendaki gunung prahu. Karena
gak ada yang tahu rute jalan ke sana, dan tanpa persiapan yang cukup, fisik
terutama karena semalem kita bertiga (adi if, ane ama dhani kur) begadang ampe
pukul 4 pagi, akhirnya rencana pupus, tapi gak pupus-pupus amat karena rute
dialihkan dengan JALAN KAKI MENUJU DIENG.
Pemandangan
inilah awal dari sebuah cerita
Setelah ditetapkan tujuan, maka pada hari
Sabtu, 6 juni 2015 pukul 08:30 wib kita berangkat berempat menuju pranten.tapi
sampai di bawang, kita membeli air minum juga jajan sekedarnya. Setelah itu
perjalananpun dimulai.
Cuaca emang mendukung banget, cerah,
sehingga dari Bawang-Pranten bisa ditempuh hanya 30 menit. 30 menit termasuk
waktu yg cepat mengingat akses jalan udah banyak yang rusak. Cor-coran yang
mengelupas, juga aspal yang berlubang. Sesampai di masjid Pranten, sepeda motor
di titipkan di took depan masjid pranten, murah kok, Cuma 3ribu dan dijamin
aman karena dimasukkan ke rumah. Setelah itu, perjalanan dimulai…!!!
Dari depan masjid pranten, jalan kaki turun
sekitar 150m. setelah itu akan ada pertigaan kecil, yang ke kiri menuju ke
dieng, sedangkan yang ke kanan meuju ke desa Bintoro. Pemandangan yang indah,
tanaman-tanaman sayuran, tebing dan jurang merupakan santapan sepanjang jalan. Akses
jalan naik turun tak semulus paha Cherrybell, baru beberapa menit berjalan,
luqman sudah melambaikan tangan ke kamera tanda minta dipotoin waktu
istirahat.
Setelah istirahat sekitar 15 menit, sembari
memakan mie instan yang diremukin, tenaga kita berangsur-angsur mulai pulih. Langsung
aja perjalanan lanjut lagi. Pukul 11.30 wib, kita sampai di dukuh Rejosari desa
pranten, desa paling selatan di bagian timur wilayah kabupaten batang. Karena banyaknya
persimpangan jalan yang membingungkan tak heran kalo kita sering tersesat,
ketika Tanya para petani yg lewat, ternyata itu menuju jurang lah, atau hutan
lah, dan juga medan yang menanjak terus, adi dan luqman hamper menyerah, sebuah
contoh tindakan yang kurang terpuji karena
menyerah ditengah jalan. Setelah ane ama dhani ngrayu mereka, mereka pun
ahirnya mau melanjutkan perjalanan lagi. Dan ternyata lagi, baru berjalan kurang
lebih 10 menit, Dieng sudah terlihat di depan mata, rasa lelah dan beratnya
perjalanan kaki selama 1 jam, 50 menit 23 detik terbayar lunas. Tak pernah
disangka mimpi ane jalan ke dieng terwujud.
Pesan yang dapat diambil dari sekelumit
diatas adalah: “Terkadang kesuksesan
sebenarnya sudah ada didepan mata kita, karena menyerah, perjuangan yang telah
dilakukan selama ini bisa saja musnah dan sia-sia. Bayangkan jika mereka
menyerah di 10 menit terakhir, percuma kan?? ” Subkhanallah…. *benerin
Peci*
Wajah
yg 10 menit lalu muram, langsung ceria ketika tujuan terlihat
Gitu melihat dieng, kita
berlarian, berlommba menuju SPBU DIENG untuk rehat. Dhani dengan jurus kuda,
adi berlari gaya katak, sedangkan lukman dan ane berlari elegan. Huahahahaha…… Dan untuk cerita di Dieng langsung skip aja
ya. Kan pasti udah banyak yg pernah kesana.
2 jam berlalu
penuh kesan dan pastinya, kita gak hanya melihat pesona alam dieng, tapi karena
penampilan dan juga barang bawaan yg aneh, kitalah yg jadi tontonan orang-orang
di dieng. Pukul 14:00 wib tepat, kita turun. Dan untuk pulang, waktu yg
ditempuh gak selama waktu berangkat tadi. Mungkin karena menurun, jalan pun
jadi cepat. Pukul 15:25 wib kita sampai di Pranten dengan selamat dan pastinya
kaki kita menjadi sebesar tabung gas elpiji 3kg.
Total budget perjalanan ke dieng:
Bensin 2 motor @10.000
= 20.000
Aqua besar 2 botol @
3500 = 7000
Big cola 2 btol @
3000 = 6000
Mie sedap 4bungkus @
2000 = 8000
Jajan bakpao 4 glundung @1000
= 4000
Arem-arem 4 biji @1000
= 4000
Tahu PHP 2 bgkus @2000
= 4000
Penitipan motor 2 mtor @2500 = 5000
Penitipan motor 2 mtor @2500 = 5000
Total Kehancuran dompet : Rp. 66.000 perak. Dibagi 4 orang =
Rp.16.500 perak/orang. Gak mahal kan untuk sampai ke dieng
Dokumentasi :
Nyantai
gitu sampai komplek candi dieng
Rebutan
nampang di candi Setyaki
Kapten
amerika siap menumpas kejahatan
Tanda-tanda
kiamat makin dekat, sesame jenis tampak mesra. Astaghfirullah
Ekspetasi:
bawa tas ransel. Realita: ya gitu deh tas-nya.. L
Penampakan
terakhir sebelum pulang, paling kiri Ane, terus agan Luqman narji, agan AdhiIF, dan dhani kurni.